Selasa, 26 Maret 2013

Pengamen Alun-alun Magelang Mulai di Rapikan

MAGELANG, - Petikan gitar, kentrung, dan suara kendang dipadukan dengan berbagai alat musik lainnya yang dimainkan musikus jalanan atau pengamen terdengar jelas di sekitaran alun-alun Kota Magelang sebelah utara. Dari alunan musik, lagu dan ditambah satu orang yang nampak asik berjoget terlihat bahwa mereka sedang memainkan jenis musik Dangdut.

Mereka yang biasanya bernyanyi di hadapan para penikmat kuliner di tenda-tenda di sekitaran alun-alun tersebut, oleh Pemerintah Kota Magelang dilakukan penataan dan pembinaan. Mereka tak lagi mendendangkan musik dengan berkeliling, namun teah ditempatkan pada panggung sederhana dengan
tenda ukuran lima kali lima meter. Panggung tersebut disediakan khusus bagi pengamen tersebut untuk menyampaikan bakat musiknya.

Ini merupakan salah satu uji coba rencana Pemkot Magelang untuk melakukan penataan PKL khususnya yang berada di alun-alun. Selain melokalisir PKL dan menyeragamkan dengan memberikan tenda, pengamen yang berada di sana pun ikut dibina.

Rabu (4/4) kemarin, mereka sedang menjajal fasilitas baru tersebut. Selain itu, ini merupakan bagian dari upaya pemkot untuk melakukan pembinaan dan peningkatan skill para pengamen dengan memberikan pelatihan selama tiga hari sejak Senin (2/3) lalu. Setelah mendapat berbagai materi dihari pertama, dua hari berikutnya mereka diajak untuk praktek dengan unjuk kebolehan memamerkan kemampuan dengan alat musik baru dan seragam baru berupa rompi batik yang diberikan pemkot.

Koordinator kelompok Seniman Kreatif Super (Seniper), Vatri (21) yang juga warga Jaranan, Rejowinangun Utara,  mengatakan, dengan dilakukannya pengaturan pengamen ini justeru terlihat nampak rapi dan tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk berkeliling ke meja-meja PKL. Selain itu, saat bermain musik dan menyanyikan lagu juga merasa puas, sementara pengunjung tidak merasa terganggu.

“Kita merasa kreatifitasnya diwadahi. Dan senang sekali bsia diwadahi seperti ini. Selain itu keamanan juga terjamin oleh pemerintah. Kalau sebelumnya kan kita selalu kucing-kucingan dengan Satpol PP kalau ada operasi. Gitar kita disita kalau tertangkap. Kalau sekarang kan ga lagi,” ungkap Vatri.

Kelompoknya yang diberinama Seniper ini, mampu memainkan ratusan lagu dari semua jenis, baik pop maupun dangdut. Bahkan juga mampu mengolaborasikan dari pop menjadi irama dangdut.

Pada pelatihan atau pembinaan ini, dikuti sekitar 30 orang peserta. Mereka diberikan materi dasar berupa motivasi perilaku komunikasi yang baik, wawasan kebangsaan, ketertiban, keindahan, kreatifitas dalam seni dan entertaimen, mental, disiplin dan lain-lain. Mereka praktik di lapangan (alun-alun) dari tanggal 3-4 April 2012.

Kepala Disporabudpar, Edi Wahjanto mengatakan, pelatihan tersebut sebagai bagian dari pembinaan untuk para pengamen. Karena hingga hari ini masyarakat masih ada yang beranggapan bahwa pekerja seni tersebut kurang baik. “Ini juga bagian dari pembianaan. Tapi lebih ke pembekalan-pembekalan. Harapanyaa wawasan mereka jadi lebih terbuka,” katanya.

Wakil Satgas PKL, Hartoko mengatakan, para pengamen ini juga difasilitasi alat musik dan soundsystem, dan seragam. Jadi selain musiknya enak didengar, penampilan mereka juga elegan. Selain itu, nantinya ada 20 orang pengamen yang akan di tempatkan di kawasan alun-alun dan akan ditempatkan pada dua tenda. Dari jumlah tersebut, nantinya akan dibagi menjadi empat grup dan akan dibagi dibagi dalam dua shift. Empat grup tersebut, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang membawakan musik dangdut dan campur sari, dan kelompok lainnya akan membawakan lagu reggae dan pop.

"Masing-masing kelompok terdiri dari dua grup. Pembagian ini berdasarkan selera bermusik mereka," tandasnya.

Setelah menjalani pelatihan selama tiga hari, lanjut Hartoko, mereka akan langsung diterjunkan dan bisa menghibur masyarakat. Namun pihaknya akan terus melakukan pendampingan. Rencananya, pihaknya akan terus memberikan pelatihan dua kali seminggu.

"Itu untuk mengasah kemampuan bermusik mereka, nanti kita akan koordinasikan dengan pihak terkait," katanya.

Kemudian untuk pengumpulan uang yang diberikan oleh pengunjung, untuk sementara Pemkot menyediakan kotak khusus sebanyak 10 kotak yang ditempatkan di beberapa titik yang ada di sekitaran tenda PKL, termasuk beberapa kotak ditempatkan di dekat panggung. Namun, untuk metode pembagian uang tersebut, pihaknya masih melakukan pengkajian, karena saat ini masih dalam rangka uji coba.(had)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar