Selasa, 26 Maret 2013

Magelang Perlu Wisata Ekslusif


MAGELANG,  – Minimnya obyek wisata di Kota Magelang yang memiliki standar keamanan, kenyamanan, dan nuansa berbeda, membuat sejumlah pelaku usaha di bidang perhotelan di Kota Magelang hingga kini masih kebingungan untuk memenuhi permintaan para wisatawan baik wisman (wisatawan mancanegara) maupun wisnus (wisatawan nusantara) yang singgah di Kota Magelang.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), Kota Magelang, Edy Hamdani, Jumat (10/2). Edy mengatakan, walaupun Kota Magelang adalah kota kecil, sebenarnya banyak potensi wisata yang apabila dikelola dengan serius akan mampu menarik wisatawan. Antaralain wisata kuliner, wisata Kota Tua, wisata sejarah (museum), dan lain-lain.
“Sebenarnya pusat kuliner di Magelang cukup banyak yang bisa dikembangkan, maka memang perlu dilokalisir sehingga apabila ada tamu dari luar daerah bisa mudah mencari kuliner-kuliner khas Magelang,” katanya.
Selain kuliner, lanjutnya, terdapat wisata kota lama. “Pernah ada tamu di tempat saya (Hotel Wisata), minta diantarkan ke kawasan pasar tradisional. Dia sehari penuh hanya muter-muter di pasar itu. Kareana kebetulan dia adalah aslinya orang Magelang kemudian tinggal lama di luar daerah, jadi ingin bernostalgia,” ujar Edy.
Edy mengatakan, keberadaan Gunung Tidar yang merupakan satu-satunya gunung di Indonesia yang ada di tengah kota yaitu di Kota Magelang, seharusnya memberikan peluang pengembangan wisata yang luar biasa.
Gunung Tidar kalau dikelola baik, itu menjadi sangat luar biasa. Karena selain wisata ziarah, juga bisa digunakan untuk wisata ekslusif, sehingga kebersihannya terjaga. Mungkin di puncak bisa ditambah fasilitas lebih. Tapi tentunya semua tergantung kejelian pemerintah dan keterbukaan masyarakatnya,” katanya.
Menurutnya, potensi wisata ekslusif Gunung Tidar tersebut merupakan salah satu bentuk ide dari para pelaku usaha di bidang pariwisata. Tentunya, kata Edy, semuanya akan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan masyarakat Kota Magelang sendiri.
Asisten Manager Hotel Puri Asri, Jimmy Sastro Wijoyo, mengatakan, selama ini, tamu yang menginap di hotelnya rata-rata hanyalah pengunjung Candi Borobudur dan Pawon. Hingga kini, pihaknya juga mengaku kebingungan untuk mengantarkan tamu-tamunya.
“Kalau memang ada wisata bagus di Kota Magelang, seharusnya pemerintah harus gencar melakukan promosi. Selama ini sepertinya pemerintah masih kurang promosi, jadi memang kita masih bingung lari ke mana,” ungkap Jimmy.
Jimmy juga mengatakan, selama ini, memang banyak tamu yang menginap di Puri Asri, kemudian tertarik keliling wilayah Kota Magelang terutama sekitar Kota Tua. Namun, inisiatif tersebut merupakan kreatifitas pihak hotel sendiri, tanpa ada informasi yang diperoleh dari pemerintah. Berbeda dengan pengelolaan wisata seperti di kota Semarang dan Yogyakarta yang benar-benar ada perhatian khusus.
Menurutnya, keberadaan Gunung Tidar merupakan potensi yang berbeda dengan tempat-tempat lainnya karena lokasinya berada di tengah kota.
Seandainya itu dijadikan tempat wisata khusus, memang sangat bagus sekali. Tapi juga harus ada kerjasama antara pemerintah dan pihak travel agent yang serius, agar Magelang benar-benar hidup wisatanya,” katanya.(had)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar