MAGELANG, – Minimnya obyek wisata di Kota Magelang yang memiliki standar keamanan,
kenyamanan, dan nuansa berbeda, membuat sejumlah pelaku usaha di bidang
perhotelan di Kota Magelang hingga kini masih kebingungan untuk memenuhi
permintaan para wisatawan baik wisman (wisatawan mancanegara) maupun wisnus
(wisatawan nusantara) yang singgah di Kota Magelang.
Hal itu
diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran
Indonesia (PHRI), Kota
Magelang, Edy Hamdani, Jumat (10/2). Edy mengatakan, walaupun Kota Magelang
adalah kota kecil, sebenarnya banyak potensi wisata yang apabila dikelola
dengan serius akan mampu menarik wisatawan. Antaralain wisata kuliner, wisata
Kota Tua, wisata sejarah (museum), dan lain-lain.
“Sebenarnya pusat kuliner di Magelang cukup banyak
yang bisa dikembangkan, maka memang perlu
dilokalisir sehingga apabila ada
tamu dari luar
daerah bisa
mudah mencari kuliner-kuliner khas Magelang,” katanya.
Selain kuliner,
lanjutnya, terdapat wisata kota lama. “Pernah ada tamu di tempat saya (Hotel
Wisata), minta diantarkan ke kawasan pasar tradisional. Dia sehari penuh hanya
muter-muter di pasar itu. Kareana kebetulan dia adalah aslinya orang Magelang
kemudian tinggal lama di luar daerah, jadi ingin bernostalgia,” ujar Edy.
Edy mengatakan,
keberadaan Gunung Tidar yang merupakan satu-satunya gunung di Indonesia yang
ada di tengah kota yaitu di Kota Magelang, seharusnya memberikan peluang
pengembangan wisata yang luar biasa.
“Gunung Tidar kalau dikelola baik,
itu menjadi sangat luar biasa. Karena selain wisata ziarah, juga bisa digunakan untuk wisata ekslusif, sehingga kebersihannya terjaga. Mungkin di puncak bisa ditambah
fasilitas lebih. Tapi tentunya semua tergantung kejelian pemerintah dan keterbukaan masyarakatnya,” katanya.
Menurutnya,
potensi wisata ekslusif Gunung Tidar tersebut merupakan salah satu bentuk ide
dari para pelaku usaha di bidang pariwisata. Tentunya, kata Edy, semuanya akan
mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan masyarakat Kota Magelang
sendiri.
Asisten Manager Hotel Puri Asri, Jimmy Sastro Wijoyo, mengatakan, selama ini, tamu yang menginap di hotelnya
rata-rata hanyalah pengunjung Candi Borobudur dan Pawon. Hingga kini, pihaknya
juga mengaku kebingungan untuk mengantarkan tamu-tamunya.
“Kalau memang
ada wisata bagus di Kota Magelang, seharusnya pemerintah harus gencar melakukan
promosi. Selama ini sepertinya pemerintah masih kurang promosi, jadi memang
kita masih bingung lari ke mana,” ungkap Jimmy.
Jimmy juga
mengatakan, selama ini, memang banyak tamu yang menginap di Puri Asri, kemudian
tertarik keliling wilayah Kota Magelang terutama sekitar Kota Tua. Namun,
inisiatif tersebut merupakan kreatifitas pihak hotel sendiri, tanpa ada
informasi yang diperoleh dari pemerintah. Berbeda dengan pengelolaan wisata
seperti di kota Semarang dan Yogyakarta yang benar-benar ada perhatian khusus.
Menurutnya,
keberadaan Gunung Tidar merupakan potensi yang berbeda dengan tempat-tempat
lainnya karena lokasinya berada di tengah kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar